Home
About Me
Portfolio
Contact

ceritachaty.com

cozy reading and journaling ♡

Books & Literature
Journaling
Travel
Lifestyle

Books & Literature
Journaling
Travel
Lifestyle

Home
About Me
Portfolio
Contact

Books & Literature
Journaling
Travel
Lifestyle

Portfolio

Search

Popular Post

Welcome to CeritaChaty!
"Cerita" in Bahasa Indonesia means "story".
Grab a tea or set your comfort zone, enjoy the "stories" in this blog, and feel free to leave your thoughts in the comment section.
Let's explore the wonderful world of books and journaling!

Categories

Belajar
Books & Literature
English
Film & Series
Indonesian
Kuliner
Lifestyle
Mother & Baby
Sustainable Lifestyle
Travel
Wellness

Latest Instagram Post

What a trope! I’ll be writing #bookreviewbychat

What a trope!

I’ll be writing #bookreviewbychaty for 📚 Enemies to Lovers | ✍️ Laura Jane Williams | 🖨 Penguin, 2024 (ARC version via @netgalley )

Thank you NetGalley and Penguin for the ARC! 🫶

I notice a lot of similarities between this book and Emily Henry’s Happy Place. Although all characters in Happy Place are Americans and this book’s characters are English (and a few Greek god-like-mortals), the main characters had something going on in the past, separated in a painful sort of way, and they’re spending a vacation with their loved ones.

But all is forgiven as we dive into the story with a cup of warm chocolate on a rainy day…

The author does well in “using” Greece as the setting. This book is so well-written, and though I played a little bit of detective in the middle, I was still feeling emotional when all things unfolded. I felt emotional not only for Flo, but also for Jamie and Laurie.

Flo is a character I deeply resonate with – I’m sure a lot of people do, too. She deals with mental health issues, which Jamie can relate to a lot. I can sense her desperation and grit to be stronger in life – to APPEAR stronger and fine. Which, we all know, that nothing is fine forever.

For a light reading, such heavy topics were incorporated well in the storyline. I love the family banter, Flo and Alex’s “secret code”, and just how the plot unravels, really. The book doesn’t miss the beauty and fun of vacation while keeping the romance (steaming) alive. There’s plenty of laugh throughout the book, which of course proceeded by good amount of tears 🥲

I like the “exposure therapy” idea, though.

I got a mixed feeling after reading this. I can’t say that this is my favorite, but I definitely like it. I don’t get that strong “enemy” vibe, but what Jamie and Flo did to each other was more hurtful than just being an enemy. What with their family meddling and being in close proximity during the summer, but no contact prior. The revelation in the end got me angry but relieved.

Overall, if you're into enemies to lovers (ha!) or brother’s best friend tropes, I’d recommend this book for a somewhat light reading. With a guaranteed happy ending and a few steam 🔥

Capture the moments that make your heart smile. T

Capture the moments that make your heart smile.

These ones are mine.

---- di lapak @makaryabuku dalam @pestaliterasi.id
Agustus 2024

Bagaimana hubunganmu dengan uang? Sudah sehat? In

Bagaimana hubunganmu dengan uang? Sudah sehat?

Inidia #bookreviewbychaty untuk 📚 A Dog Called Money

Buku ini aku baca berkat Lukman (gatau IGnya maap) di grup #BacaLagi -nya @hzboy1906
Katanya, buku ini lebih mudah dimengerti daripada The Psychology of Money. Aku setuju banget sih. Buku ini tuh recommended dibaca siapa aja dari remaja hingga dewasa.

Disampaikan lewat cerita Kira, seorang remaja cilik yang mendengar orang tuanya mengalami kesusahan karena uang.

Suatu hari, seekor anjing terluka di depan rumahnya. Singkat cerita, anjing itu kemudian jadi bagian keluarganya. Mereka menamainya “Money”. Ternyata, Money bisa “bicara” kepada Kira mengenai keuangan!

Uang adalah topik yang selalu mengundang ketegangan ayah-ibunya. Buku ini mengikuti perjalanan Kira belajar keuangan, sambil mencari solusi untuk permasalahan keuangan kedua orang tuanya. Sepanjang buku, orang-orang yang lebih paham mengelola uang memberikan Kira dan keluarganya alat dan pengetahuan, untuk menolong diri mereka sendiri.

Tokoh yang aku suka selain Kira adalah kedua temannya: Marcel dan Monica. Ceritanya emosional, dan ada petualangan anak-remaja muda. Pengalamannya relatable buat kelas menengah Indonesya alias aku; dari nyari kerja sampai investasi. Ada selipan pesan yang menguatkan, kadang juga menggeplak kepala, kayak bilang “woy tenang, semangat aja, ada jalan kok”. Di banyak poin, buku ini malah jadi nasihat kehidupan.

Suer, aku berasa baca women’s fiction x middle grade x self-improvement 😂

Meskipun begitu, banyak “nasihat” dan pengalaman dalam buku ini perlu kita lihat konteksnya. Kira hidup di negara maju yang kondisinya stabil dan punya akses mendapat kebutuhan hidup dasar. Hal-hal tersirat ini perlu jadi pertimbangan ketika menerapkan pembelajaran dari buku ini; kayak, kira-kira dalam kondisiku, ini bisa digimanain ya biar sesuai?

Buku ini cocok dibaca kalau kamu yang mau punya hubungan lebih sehat dengan uang, atau lagi suntuk aja, butuh motivasi. Terjemahannya 👍
Beneran nonfiksi rasa fiksi kayak kata @nge.review

Udah baca juga? Gimana menurut kamu?

✍️ Bodo Schäfer
penerjemah: Reni Indardini
🖨️ Bentang Pustaka, 2024
*Jerman, 1999

#bookreview #bookrecommendations

Awalnya laper, makin ke belakang makin hmm… In

Awalnya laper, makin ke belakang makin hmm…

Inidia #bookreviewbychaty untuk 📚 BERAS dan Cerita-cerita Bergizi Lainnya | ✍️ berbagai penulis dan penerjemah | 🖨 Penerbit Mai, 2023

Awalnya aku merasa kesepuluh cerita pendek ini semuanya akan heartwarming uwu uwu. Seperti biasa. Tapi, rupanya kita perlu fokus ke kalimat terakhir dari blurb: “Namun, perlu diingat, tak semua makanan bergizi enak di lidah…”

DAN IYA DONG.

Dari cerita super-pendek yang bikin ketawa, dilanjutkan cerpen yang cukup menyentuh, kemudian cerita yang menggantung dan berpotensi bikin hati hampa. Gak semua cerita makanan selalu melibatkan perasaan happy, tapi juga ngenes dan kadang bikin berefleksi.

Setiap ceritanya istimewa. Ada beberapa yang menurutku tidak perlu dipikirkan pesannya apa, ada yang bikin merinding. Juga, ada yang menghadirkan sudut pandang kehidupan dan mengkritik kebijakan tipis-tipis. Semuanya diterjemahkan dengan baik, jadi kita bisa menikmati ceritanya tanpa terganggu ada kalimat yang mengganjal.

Cerpen yang menurut aku membekas adalah “Beras” dan “Jeruk”.

“Jeruk” karena ceritanya sederhana, pesannya biasa aja, tapi cara penulisannya (dan tentu saja terjemahannya) bikin aku gak kerasa tiba-tiba udah sampai akhir cerita.

“Beras” sendiri adalah cerpen terpanjang di buku ini. Ceritanya membawa kita mengerti cara petani Jepang mengolah sawah hingga menjual beras, dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, di tengah sulitnya mendapat pupuk karena kebijakan pemerintah Jepang pada saat itu.

Sudahlah cadangan berasnya sedikit, keluarga Oseki juga harus kecewa karena uang hasil penjualan gandum mereka belum juga bisa diberikan oleh Koperasi Desa. Padahal, saat itu mereka harus menghadapi “Investigasi Beras”.

Lalu, apa yang dilakukan Oseki ketika petugas datang? Jawabannya bisa ditemukan di cerpen “Beras” dalam buku BERAS 😊 (agak-agak berasception)

ARIGATOU GOZAIMASU untuk @penerbitmai atas kiriman buku ini 🥰

Semangat awal bulan ☺️ #bookstagram #bookstag

Semangat awal bulan ☺️

#bookstagram #bookstagramindonesia #bookish #bookishlove #booksbooksbooks #funnyreels #reels #readersofinstagram #thereshegoes

KAYANYA HABIS INI AKU MAU KE BOGOR DEH 🙏 Inidi

KAYANYA HABIS INI AKU MAU KE BOGOR DEH 🙏

Inidia #bookreviewbychaty untuk 📚Bogor Mengaduk Waktu | ✍️ Avia Maulidina | 🖨Bhuana Sastra | 15+

Bagus. Banget. Bukan cuma mengaduk waktu, tapi juga mengaduk perasaan. Novel middle grade ini bikin aku terlarut sama ceritanya. Yang gak masuk akal tapi masuk akal (hah). Logikanya cukup nyambung dan bisa diterima common sense. Lembar demi lembar, aku tuh baca ini sambil bilang (gak ngebatin ya), “Kok bisa, sih kepikiran??”

Meski cerita fantasi yang mendekati realita kayak gini pasti rawan plot hole, aku gak peduli karena sibuk menemani Catur dkk mengembalikan waktu seperti semula😂
Jalan ceritanya asyik, pikiran tokoh-tokoh utama dan naratornya membawa aku menghabiskan cerita ini secara cepat.

(Tentu saja selesai baca aku mengerang, "Yah, kok udah siiiiiiiihhh.." 😭)

Yang aku gak nyangka adalah adukan emosi yang aku bilang di awal tadi. Ketika Catur diajak Ayahnya (yang penjual es puter) ke sebuah toko sepatu tua saat ulang tahunnya, di situlah awal dari banjir air mata 🥹. Sampai pada alasan kenapa “pelaku”-nya mengaduk waktu -pun bikin nyesek.

Kalau kamu suka belajat tata kota, pasti bakal berlipat sih nyeseknya. Karena ini tuh kayak mengingatkan kalau sebaik apapun planner berusaha, political will-lah yang menentukan arah dan tujuannya (ehgimanawkwkpahampastiya)

Overall, gila sih, aku gak nyangka akan sebagus ini. Yang paling bikin aku kagum adalah setting Kota Bogor yang dimanfaatkan dengan baik: bangunan tuanya, pasar, sekolah, kebun raya, situs budaya, dan tentu saja ciri khas Bogor sebagai kota hujan memegang koentji pemecahan misteri. Gak ada yang terbuang sia-sia. Termasuk hobi Catur wall climbing tiap lagi suntuk.

Buku ini cocok dibaca orang Bogor dan orang non-Bogor tapi siap-siap jadi pengen ke Bogor kayak aku.

Akhir kata, BEDANKT en HATUR NUHUN @bhuanasastra @maulidinav atas kiriman buku ini 🥰 (ihiw jadi ikutan Basa Belanda dan Sunda kayak di novel 🤭)

Oh iya, kalau ikutan PO-nya, kamu bisa dapat harga spesial (termasuk postcard eksklusif dan tanda tangan penulisnya). Swipe ke slide paling akhir dan cek marketplace resminya BIP, ya.

Terus kalo udah baca, kabarin aku, gimana menurut kamu? 😻

dari sebuah kisah dalam buku ini, Toko Buku Abadi

dari sebuah kisah dalam buku ini, Toko Buku Abadi mengingatkanku pada tempat-tempat makan yang tiba-tiba viral, padahal sebetulnya mereka mau hidup "biasa-biasa saja".

Inidia #bookreviewbychaty untuk 📚 Toko Buku Abadi | penulis: Yudhi Herwibowo |🖨 Penerbit Baca, 2024

Buku ini mengecoh. Vibes sampulnya mirip sama Dallergut, dan aku kira akan ada cerita uwu uwu berbau fantasi yang settingnya di toko buku. Ternyataaa~

Memang ceritanya ada yang lucu dan bikin geleng-geleng sih, tapi ada juga yang bikin merinding, melongo, gak habis pikir.
Dari cerita pertama, asal usul kenapa toko buku ini dibuka, aku sebel aja gitu. Karena toko ini dibuka oleh seseorang, di rumah masa kecil istri keduanya. Iya, awalnya dia diceritakan meninggalkan istri pertamanya.

Tapi kemudian setelah baca, yah gak sebel lagi, malah trenyuh. Cerita-cerita dalam buku ini seperti mengingatkan kalau there's more than the surface. Ada yang membahas trauma, kejadian aneh ("Kisah 26" jujur aku merinding 😅), dan rasa bersalah yang ternyata saling berkait.Ada cerita menggelikan, ada juga yang relatable, seperti kisah tentang beberapa orang yang suka foto-foto, ngonten dan menulis tentang tempat bebukuan 🤭

Juga, ada beberapa cerita yang agak menampol pencinta buku, dan menantang pemikiran mengenai buku. Seperti cerita tentang seorang penjual “buku murah” yang punya niat mulia: agar semua orang bisa membaca dengan harga terjangkau. Aku tetap gak memihak siapapun yang membajak buku, tetapi cerita ini bisa menjadi perenungan untuk gak serta-merta nge-judge para pembajak buku sebagai manusia full dosa. Ya dosa sih, tapi… ada alasannya.

Kalau baca buku ini, mungkin kamu akan merasa agak bosan di seperempat bagian pertama, seperti aku. Saranku: LANJUTIN. Karena yang di awal kayak “ini mau dibawa ke mana sih”, akhirnya ketemu kepangannya. Tiap kisah akan saling berkait, dan terhubung ke peristiwa jauh ke tahun 1965 dan ketakutan akan "komunis" yang berlebihan.

Meski begiti, aku rasa ada satu-dua cerita yang ditulis untuk menyenangkan pembaca. Membuat vibes-nya sedikit lebih ringan. Kamu mungkin juga bisa menemukan kisahmu di sini.

Jadi gimana? Tertarik mengunjungi Toko Buku Abadi?

Niatnya mau post buat 17an 🙏 Buku-buku ini aku

Niatnya mau post buat 17an 🙏

Buku-buku ini aku tamatkan baca sekitar tahun 2019-2020. Meskipun topiknya terkesan serius (emang serius sih haha), tapi gaya menulis masing-masing penulisnya ngga ngebosenin. Penjelasannya mudah dipahami meskipun bikin menghela napas --Indonesia begini amat yak. Kemudian ovt. Kemudian melanjutkan hidup, karena, ya, kita butuh makan.

Benang merahnya, semua buku ini memberikan wawasan- pengetahuan di luar textbook (terutama tentang sejarah dan penjajahan) dan memperkaya sudut pandang. Sekalipun aku hanya remah jasjus dalam konstelasi pulitik negri ini. Mana ktp jakarta lagi argh.

Btw kebetulan yang ada di rak bukuku ini, kebetulan juga penulisnya laki-laki semua 😮
Ada rekomendasi lain? Kabarin di comment atau DM ya 🫶
Makasih!

#bookstagramindonesia #bookish #bookstagram #reels #readersofinstagram #whatchatyreads #bookishlove #booksbooksbooks #bookrecommendations #rekomendasibuku #bukuindonesia #bukusejarah

Kamu juga pasti bisa 🙏 ..... #bookstagram #bo

Kamu juga pasti bisa 🙏

.....

#bookstagram #bookishlove #booksta #bookworm #bookworm #bookwormproblems #whatchatyreads #bookish #bookish_indonesia #booksbooksbooks #financialfreedom #reels #funnyreels #akubisayura

Follow on Instagram

If you wish to get more of bookish and journaling content, be sure to follow/subscribe my social media ✨

Instagram
Goodreads
Twitter
TikTok
YouTube

© Chaty 2024

Ashe Theme by WP Royal.